
Mataram, 30 April 2025 – Sebanyak 52 mahasiswa dari Fakultas Dharma Duta, Brahma Widya, dan Dharma Sastra Institut Agama Hindu Negeri (IAHN) Gde Pudja Mataram mengikuti prosesi yudisium yang berlangsung di Aula Lantai 3 Rektorat, Rabu (30/4). Menariknya, enam di antara mereka dinyatakan lulus tanpa skripsi, melainkan melalui jalur penulisan jurnal ilmiah.
Mahasiswa yang lulus tanpa skripsi terdiri dari empat orang dari Program Studi S1 Ilmu Komunikasi Hindu, satu orang dari Prodi S1 Ekonomi Hindu, dan satu orang dari Prodi S1 Hukum Agama Hindu.
Yudisium ini terbagi dalam dua kelompok berdasarkan SK Rektor. Berdasarkan SK No. 025 Tahun 2025 tertanggal 31 Januari 2025 untuk Semester Gasal Tahun Akademik 2024/2025, tercatat 23 mahasiswa yang diyudisium, dengan rincian: Prodi Ilmu Komunikasi Hindu (1), Ekonomi Hindu (10), dan Hukum Agama Hindu (12).
Sementara itu, berdasarkan SK No. 170 Tahun 2025 tertanggal 30 April 2025 untuk Semester Genap Tahun Akademik 2024/2025, sebanyak 29 mahasiswa turut diyudisium. Rinciannya: Prodi Ilmu Komunikasi Hindu (6), Ekonomi Hindu (7), Manajemen Ekonomi (1), Pariwisata Budaya dan Keagamaan (1), Hukum Agama Hindu (11), dan Hukum Adat (3).
Salah satu lulusan tanpa skripsi yang sukses publikasi pada jurnal internasional, Triwiyoso dari Prodi Ilmu Komunikasi Hindu, menyampaikan apresiasinya terhadap dosen dan sistem pembimbingan jurnal di kampus.
“Dengan penuh rasa syukur, saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh dosen Komunikasi yang telah membimbing saya sejak awal penyusunan jurnal. Mulai dari proses login, memahami struktur penulisan, hingga akhirnya saya menemukan metode dan model baru dalam penelitian. Tanpa dukungan dan ilmu yang telah dibagikan, pencapaian ini tidak akan mungkin terwujud,” ungkapnya.
Triwiyoso juga mendorong mahasiswa lain untuk terbuka terhadap metode riset alternatif.
“Bagi rekan-rekan mahasiswa yang masih beranggapan bahwa riset harus selalu dilakukan dengan turun ke lapangan, saya mengajak untuk membuka pikiran. Banyak jenis penelitian di dunia komunikasi, seperti semiotika, analisis wacana, atau studi literatur, yang tidak memerlukan lokasi fisik. Kunci untuk lulus bukan terletak pada seberapa jauh kita pergi ke lokasi, tetapi pada seberapa dalam kita menggali makna,” pungkasnya. By PM (TIm Humas dan Protokol)